Friday, September 26, 2008

Mudik...

Hhm..senang atau senang?? Bagi sebagian masyarakat kita mudik adalah sebuah keharusan alias "kudu". Tradisi ini bisa jadi hanya berlaku di wilayah teritorial Indonesia saja, mengenai negara lain? saya kurang mengerti akan tradisi ini berlaku di masing-masing negara.

Tawaran hiruk pikuk edisi "mudik" yang sungguh "melelahkan", melelahkan karena daya dukung sarana transportasi yang disediakan baik oleh pemerintah sebagai penyedia jasa transportasi publik maupun swasta tetap saja dirasa kurang memadai dengan jumlah populasi warga negara Indonesia yang semakin "meledak" saja ini. Sebagai efek sampingnya tentu kepada kenyamanan untuk bisa "mudik".

Akhirnya, apa pun yang menghiasi warna-warni dinamika "mudik" tetap saja menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita sampai saat ini yang masih begitu sulit untuk tidak "dilakoni", artinya orang kampung yang mengais rezeki di kota akan sejenak meleburkan diri dalam nuansa fitri kampung yang terasa "sahdu" dan sayang untuk dilewatkan. Atau sekedar alasan kekerabatan yang pernah suatu ketika terlontarkan dari ibu saya ketika saya telat pulang kampung, "seperti tidak punya keluarga saja, tidak pulang" he he...padahal hanya karena telat (mungkin ini saya anggap sebagai sinyal sebuah pengharapan ortu yang sangat menanti kehadiran putra-putrinya untuk bisa berkumpul di momentum lebaran Syawal, hi hi).

Apapun itu, yang akan melakukan mudik semoga selamat sampai tujuan dan kembali lagi ke tempat aktifitas dengan selamat. Sampai ketemu semua di dunia maya ini di hari yang sudah ditetapkan kantor, he he. Inshaalloh besok akan meninggalkan sejenak hiruk pikuk megapolis Jakarta untuk kembali ke kampung, semoga perjalanan besok lebih baik dan aman. Akhir kata, Taqabbalahu Minna Wa Minkum...Maafkan lahir dan bathin atas sgala khilaf diri, semoga kita bisa kembali fitri..amien, ^^