Tuesday, October 23, 2007

Long a way Of "Mudik"

Perjalanan mudik kalie ini adalah kali pertama saya lalui semenjak kepindahan saya ke Jakarta. Banyak spekulasi yang sempat saya alami untuk alternatif dapatkan jenis
Transportasi yang akan saya gunakan pulang kampung. Mulai dari rencana Nekad, untung-untungan, sampai yach udah dech, pulangnya pas lebaran tepat hari H. Ternyata kegundahan saya ini sedikit mulai sedikit terbaca juga Oleh-Nya. Bermulai dari komunitas teman-teman saya di dunia cyber yang mulai menanyakan perihal kepulangan saya, al hasil ada beberapa yang sempat menawarkan kesempatan mudik gratis ala kantornya atau teman dulu waktu di SMU yang juga menawarkan tiket K.A. melalui milist SMU atau juga seorang sahabat yang layak saya hormati seorang Dosen sekaligus pejabat di MK yang juga menawarkan tiket K.A. karena ada temannya yang tidak jadi mudik dikarenakan tidak ada Libur lebaran dari kantor. Thanx a Lot teman-teman atas semua kebaikannnya. Meski pun akhirnya Alloh berkehendak lain, dan dari semua tawaran itu tidak satu pun yang available saya bisa memanfaatkan tawaran2 itu. Saya pun memulai petualangan mudik saya dengan memakai Bus dan alhamdulillah beli hari itu, dapat juga hari yang sama . Yang pertama terlintas adalah...”Ibu...i’m go home at now...

Saya pun ke kantor pagi itu dengan suasana tampak riang yang kata teman tampak berbeda dari hari biasanya. Duh...yang mau pulang kampung...Hiii...of course

Alhamdulillah juga, namanya rezeki mah ndak akan kemana...Hii. mau pulang kampung dikasih tambahan lagi “sangunya”...Makacih yach Bos Benny Swastika Nasution, dah kasih THR ke-2, tapi Nur belum dapat THR ke-3 juga niy dari Bos DE...Hii...Tak tunggu loh Bos.

Setelah saya mengajukan ijin untuk pulang lebih awal dari jam kantor ke DE, saya pun tepat jam .13.00 wibb berkemas peralatan kantor untuk kembali ke kost. Tentu kesempatan sebelum pulang ini saya manfaatkan untuk sekedar menghaturkan permohonan maaf untuk bisa berhari raya dengan “fitri”.

Sampai kost, saya kemasi beberapa bawaan yang harus saya bawa dan tepat jm.14.15 wibb saya cabut dan berpamitan pada ibu kost. Saya harus sampai di terminal lebakbulus kurang dari jm 16.00 wibb. Namun di luar prediksi, bus P.20 yang saya naiki, sopirnya sedikit membuat saya tidak sabaran. Bawanya itu kalem bangets dan benar saja di daerah kuningan dah disambut macet. Akhirnya dengan cepat saya memutuskan untuk turun di kuningan sebelum mampang untuk berganti Busway. Hem, Busway pun ternyata jalurnya beberapa kali diserobot para pengemudi kendaraan pribadi. Namun untunglah dibeberapa ruas jalur Busway ini dijaga Polisi, sehingga gangguannya tidak terlalu berarti. Dan alhamdulillah saya tiba di lebakbulus tepat jam. 15.45 wibb. Saya langsung menuju loket pembelian karcis untuk memastikan keberangkatan busnya. Disinilah perdebatan harus ada. Awalnya saya memesan untuk Bus AC dan sangat jelas keberangkatannya jam.16 wibb. Dan sesuai yang saya mintakan jaminan ke petugas loketnya adalah, dan jika saya ditinggal oleh Bus sebelum pk. 16.00 maka uang pembayaran saya Full akan dikembalikan 100% dan saya juga menegaskan adalah hak saya untuk menarik kembali pembayaran tersebut jika saya dialokasikan ke Bus jenis lain yang saya harus tambah Charge lagi. Betul saja, kekhawatiran saya ini terjadi. Debat itupun bermulai dari keterangan petugas yang tadi pagi saya mintai jaminan, bahwa bus yang harusnya saya tumpangi itu telah Berangkat dan tidak jelas keterangannya. Inti yang dapat saya simpulkan adalah bahwa saya harus menambah charge lagi untuk bisa segera naik di Bus yang akan berangkat itu. Bodoh ahh, emank saya bisa dikibuli. Dah terbiasa man, liat gelagat mana tampang preman mana tampang ustadz...hehe...ndak ketang canda...kesempurnaan penglihatan hanyalah milik-Nya.

Maaf sang petualangnya kelaparan...makan dulu yach,! Berhubung sudah malam juga, saya hanya ambil porsi kurang lebih 8 suap sendok dengan lauk pepes ati ampela plus teh manis hangat. Alhamdulillah kenyang...

To be continued...

Alhamdulillah perdebatan pun tak berlangsung lama, karena sang user alias yang bertanggung jawab terhadap pemberangkatan bus pun datang dan mencoba bijak menindaklanjutin ketidakprofesionalan manajeman PO. Bus dalam menajeman angkutan Mudik. Jangan Hanya ambil untung donk Bung! Service ndak jelas...Akhirnya berangkat juga meski sempat delay untuk menunggu keberangkatan...Uhh! Jadi pelajaran niy buat kita-kita...Yang sudah jadi Hak kita akibat konsekuensi logis dari kewajiban yang telah kita lakukan, harus lah diperjuangkan demi tegakknya hukum. Halah...eit, bener Loh, hukum itu khan konteksnya luas, hukum kebiasaan dalam percaloan di loket bus contohnya adalah juga Hukum yang lahir dari kebiasaan mereka di lapangan. So...I can and i think u can do it...Ok! Friends.

Point of informations, perjalanan saat ini yang telah menunjukkan detak waktu di angka 23.20 wibb harusnya sudah mencapai kurang lebih kota Cirebon atau bahkan lebih, tapi kini baru sampai di Indramayu...uhh! Namun, karena tahu sendiri bagaimana sibuknya jalur lalu lintas mendekati hari H lebaran, membuat jalan-jalan di setiap ruas jalan sepanjang Pantura Macet total, terutama di cikampek. Bus hanya mampu berjalan merangkak.

Teman, progres report laporan dalam perjalanan ini, hanya bisa saya ceritakan di blog sederhana ini sampai di Kota Indramayu. Karena perjalanan panjang ini masih harus dilanjutkan dan mungkin besok jum’at baru sampai kampung halaman, kota tercinta, kota bersama mengukir kebersamaan keluarga sederhana penuh kehangatan di Madiun. C.U.

Wassalam

Catatan :
Posting ini saya tulis selama dalam perjalanan, maksud hati akan dilanjutkan di rumah...hem...malah ndak sempat, jd hanya sampai di Kota Indramayu.
Waktu-waktu saat ini dengan keluarga yang penuh “kehangatan, ” lebih menarik saya untuk bisa mengoptimalkan kebersamaan yg sangat jarang saya rasakan kalau harus sudah kembali ke Jakarta.

2 comments:

Amrie Hakim said...

mudik, dalam arti pulang kampung di luar jakarta atau tangerang, adalah sesuatu yang belum pernah saya lakukan. selalu menyenangkan mendengar cerita dari teman atau sahabat yang habis mudik, mulai dari perjuangan pergi dan pulangnya, sampai kebahagiaan meluap-luap begitu ketemu keluarga di kampung. tiap penglaman mudik selalu punya kisah yang berbeda dan semuanya lebih banyak senangnya. saya senang baca cerita mudik nur dan lebih senang lagi karena nur ada dan bisa menceritakan semua itu kepada saya dan teman2 lainnya.

Boy Aulia said...

Hahahaha .. dasar norce, dirimu tuh selalu "INJURY TIME GIRL".
udah mo deadline, baru kalang kabut.. ga berubah2 toh .... piye ki ???

ojo gelem dadi wong ndeso !