Tuesday, February 26, 2008

Catatan Hati 1

Lama rasanya jari-jari ini tak lagi meliuk-liuk diatas keyboard dengan sketsa coretan-coretan seputar warna-warni perjalanan hidup ini. Bersyukur tak hingga pun kadang luput dari sikap yang harus ditunjukkan sebagai diri yang lengkap dengan segala kesempurnaan kekurangan ini. Semoga kesadaran itu akan segera hadir membalut diri dalam keindahan rahmat-Nya. Dari sanalah, dari sang hati semua berasal dan bermuara, tentang hakikat nilai-nilai, baik dan buruk.

Kehidupan yang telah dan sedang dijalani ini, laiknya mozaic-mozaic yang menjadi irisan dalam sambungan gugusan kisah kehidupan kita. Besar dari aneka ragam corak warna adalah nuansa tersendiri yang akan terlukis dalam pribadi diri, begitu pun saya. Pertumbuhan, perkembangan fisik, psikologis/jiwa adalah sebuah keniscayaan dari ciri makhluk hidup terkhusus manusia, pun jua saya. Dari hanya sendiri, berdua, “banyakan” mulai berkeluarga, bermasyarakat atau bernegara adalah fase yang menjadi tempat pengekspresian keilmuan, pemahaman, juga kematangan diri. Siap menerima hujan kritik atau masukan dari orang lain.Tak terelakkan, segala egosentris diri (merasa benar sendiri-baik sendiri-atau rupa2 lainnya dengan makna yang sama dengan itu) sudah tidak “laku” lagi ketika harus dipertahankan di kancah wilayah heterogenitas ini. Keasingan, ketidaknyamanan hanya akan menjadi teman dalam duka berkepanjangan yang tidak kunjung ada titik pangkalnya. Kita lah sang pemegang pelatuk semua kendali arah kehidupan kita sendiri, pun juga saya, bukan orang lain.

Semua fase itu tentu akan dapat kita, juga saya lewati dengan banyak cara menurut kebenaran dan kebaikan versi kita masing-masing. Akhirnyalah akan banyak ruang-ruang hati kita penuh dengan arti kebersamaan, kesabaran, keteguhan prinsip, keindahan, kebahagian yang menjadi penyejuk, pembijak diri dalam bersikap (tindak-tanduk).

Di kutip dari buku “Menjadi Wanita Paling Bahagia” dari bagian tentang “Ya”, adalah sebuah renungan akan makna tiap ekspresi diri.
“Hai diri yang angkuh ini, bersegeralah dalam memenuhi panggilan cahaya keindahan itu”.

...Untuk senyum indahmu yang membangkitkan cinta dan memberikan kasih sayang kepada orang lain.


...Untuk kata-kata baikmu yang membangun persahabatan dan menjauhkan rasa dengki.

...Untuk derma yang membahagiakan si miskin, menyenangkan orang fakir, dan mengenyangkan perut yang lapar.

...Untukmu yang mendidik anak-anakmu dengan agama, mengajarkan sunnah Nabi dan memberi petunjuk tentang apa-apa yang bermanfaat bagi mereka.

...Untuk rasa malu dan hijab yang diperintahkan oleh-Nya. Itu adalah cara untuk selalu terjaga.

...Untuk bergaul dengan wanita-wanita baik yang selalu takut pada Tuhan-Nya, mencintai agam, dan menghormati nilai-nilai agamanya.

...Untuk berbuat baik kepada orangtua, menyambung persaudaraan, menghormati tetangga, dan menyantuni anak yatim.

...Untuk bacaan yang baik, dan telaah yang bermanfaat, bersama dengan buku yang baik dan mengandung pelajaran.

“Karena engkau duhai Perempuan, adalah bunga yang semerbak dan burung yang berkicau”

Hari ini kutekadkan diri untuk belajar lagie...^^

3 comments:

Amrie Hakim said...

ah akhirnya datang juga..catatan hati terbaru di blog bernuansa pink ini :)

saya membaca catatan di atas sebagai satu lagi pengejawantahan dari hobi nuri jan untuk melakukan muhasabah. berbahagialah mereka yang sibuk menghitung-hitung kekurangan dirinya..

Anonymous said...

Selagi kita masih punya kesempatan untuk belajar, belajar, dan belajar, membaca, membaca, dan membaca, berkaca diri, berkaca diri, dan berkaca diri, maka kita harus bersyukur karena itu berarti kita masih diberi kesempatan untuk berada dalam jalan-NYA YANG LURUS.... Ilmu ALLAH itu luas dan ilmu manusia, apalagi kita, terbatas. Dalam keterbatasan, ALLAH memberi kesempatan kepada kita untuk mendalami ilmu-NYA seberapa kita mampu. Pendalaman ilmu-NYA itu akan membantu kita mencerahkan pandangan kita dalam menatap diri, menatap ke depan, dan membangun diri lebih kokoh lagi.
Go ahead, don't stop to construct better building for the future. (Agus Santoso Tamsir/Sadri Simanunggal)

noerce said...

Terimakasih byk niy bapak2 atas comment cantik-nya...:
Mas amrie hakim :makasih atas sgenap cinta laiknya seorang bapak (maaf yach dek aura, jd ngikut2 seolah2 anaknya mas amrie niy..hii, lebih tepatnya selalu bijak mas ini menyikapi/memberikan apa pun itu, rasanya tdk jauh dari buah hikmah...yg sangat memecut saya mjd lebih baik lagie..^^)

Anonymous (Bpk Agus Tamsir pastinya): terimaksih atas ilmunya, berhasil juga akhirnya saya mendapatkan comment dari Guru-nya elektro ini...hii. Juga atas semua pengingatnya saat2 saya di ujung tanduk "macan" heee...tp, bgitulah cara Tuhan jauh lebih cantik dan rapi dari sekedar anggapan/rekaan kita...^^. Smg sukses penelitian & produk barunya..^^