Menanti sesuatu yang dinanti itu…sesungguhnya sangatlah mendebarkan, dag…dig..dug jantung ini berdebar dibuatnya. Perencanaan, persiapan sampai pelaksanaan sebuah event dalam kehidupan, selalu menyimpan sebuah kisah tersendiri yang selalu nikmat untuk diikuti perkembangannya. Detik, menit, jam, hari berganti minggu, bulan dan seterusnya, akan selalu menarik untuk kita ikuti kisahnya. Tiap tetes keringat, ide-ide yang selalu berseliweran di benak yang terungkap maupun tidak, rasanya akan menjadi sebuah sajian skenario cerita yang menyimpan sejuta kisah tersendiri. Termasuk kisah satu ini yang membuat tulang belulang penyokong tubuh ini hampir tak kuasa lagie tegap secara normal…hii..tapi syukur selalu terucap dari lisan yang miskin dzikir akan keagungan kuasa-Nya. Istiqomahkan kami selalu Robbi. Amien.
Tepatnya, selasa 07 Agustus 2007, bertempat di Wisma Aula Serba guna Gelora Bung Karno, segenap usaha yang dipunya telah dikerahkan dengan maksimal untuk event yang ditunggu ini. Tentu untuk mendapat hasil yang maksimal pula. Secara hitungan di skenario kita, pelantikan ini akan berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan, meski memang masih belum yakin betul, karena beberapa alternatif plan masih membuat kita belum yakin betul akan berhasil sesuai yang diharapkan. Dan sungguh di luar prediksi normal kita, mekanisme pelantikan ini menjadi tidak semulus harapan, karena tidak adanya kerjasama yang baik dari para advokat yang baru saja dilantik. Beberapa tanda/informasi peringatan, seperti “Harap Antri dengan Tertib” pun seolah hanya tempelan peringatan tanpa makna. Untuk sekaliber advokat/lawyer harusnya ini masalah, harus mengerti “atuh” tentang sebuah aturan. Bukan kah sebuah system yang baik memerlukan ‘Rule of game” agar semua berjalan semestinya? Heran memang kalau anda dengan mata kepala sendiri melihat kejadian siang tadi. Tontonan gontok-gontokan sesama advokat untuk ikut dalam barisan antrian SK dan KTPA pun menjadi motifasi utama, mengingat momentum ini sudah sekian tahun dinantikan. Alhasil, dari kisah teman-teman bagian keamanan, kisah pelecehan sexual pun terjadi, meski tidak secara terang-terangan dan hal ini sangat disayangkan, terjadi di kalangan profesionalisme hukum, yang notabene kalangan terdidik (smg bukan sebuah pembenaran generalisasi).
Ceritanya, dimulai! Pada saat awal-awal loket pengambilan SK, KTPA dan Berita Acara Sumpah tersebut di buka, sistem antrian berjalan tertib, namun yach..lagi-lagie…ini adalah hal yang sangat disayangkan terjadi, gontok-gontakan dimulai dan ini terjadi sampai akhir antrian hampir 772 orang, dimana semua terkonsentrasi di ruangan yang tidak seberapa luas. Akhirnya kita yang bertugas untuk itu, ini adalah saat-saat yang sangat “mengerikan” (lebih tepat ditafsirkan : sirkulasi udara jadi terbatas, kenyamanan kerja mulai tidak ada dan rasa kesal dengan berbagai karakter orang yang dihadapi menambah ujian kesabaran kita). Semoga ini akan menjadi cerminan kita, sebagai orang yang mungkin bagian dari sedikit orang yang diberikan kesempatan untuk bisa menikmati ilmu hokum, harusnya bisa menerapkan setiap hal yang harus ditaati di mana pun kita beradi, baik secara situasi maupun lokasi di mana kita berada. Semoga akan jauh lebih baik …Gambatte Ne! Jakarta telah tertaklukan...mari terus berjuang...Gambari Mashoo...!Gomen, cape'...mau tidur...:)daag...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment