Tahukah kau bahwa mencintai seseorang butuh kebesaran jiwa?...:
Pertama, kebesaran jiwa untuk menerima dirimu apa adanya. Seperti halnya engkau menerima diriku. Kebesaran jiwa itu yang menuntunku senantiasa menggali sisi-sisi terbaik darimu. I'm so glad we've made it.
Kedua, kebesaran jiwa untuk menambal kekurangan-kekuranganku, agar aku pantas menerima cintamu. Agar engkau bangga memilikiku, seperti bangganya aku memilikimu.
Ketiga, kebesaran jiwa untuk berteguh dengan komitmen kita, meskipun aku tahu, sangat sulit untuk bersetia. Tapi aku lebih yakin lagi, bahwa ketika aku menghargaimu dan menempatkan engkau dalam tempat terkhusus sebagai belahan jiwaku, aku akan mampu bersetia. Alloh tidak pernah menciptakan dua hati dalam satu rongga, bukan???
Keempat, kebesaran jiwa untuk senantiasa melihat dengan mata cinta, sehingga meski susah sungguh, I Love you more and more everyday. Walau terpisah jarak, aku percaya keimananmu akan membantu menjaga hati, meski dirundung sepi, demikian juga aku. Tapi bisakah kita memaknai sepi itu dengan iman, bahwa Allah bersama kita? Allah akan selalu menjagaku dan dirimu dalam rengkuhan cinta-Nya???
Kelima, kebesaran jiwa untuk mensyukuri setiap rindu dan cinta kita. Bahwa tidak setiap rindu itu harus dicari pelepasannya. Bahwa jalan Allah memasangkan kita dalam ikatan-Nya saja sudah satu anugerah tak terhingga. Lalu mengapa mesti mencari yang lain???
Keenam, kebesaran jiwa untuk mensyukuri setiap gejolak yang mencoba menghantam biduk kita. Begitu mudah mensyukuri nikmat, tapi amat sulit mensyukuri setiap cobaan. Lalu bila kita tidak dapat bersyukur, bagaimanakah lagi kita bisa bersabar, dan mau mengatasi cobaan itu berdua? pernahkan berpikir cinta, bagaimana jadinya bila tidak ada ombak yang menghantam biduk? Apakah biduk itu bisa disebut kuat? Belum jelas, kan? karena belum ada pengujinya. Lali bila ternyata biduk itu bocor saat dihantam ombak, bukankah kita bisa menambalnya berdua?
Dan Ketujuh, kebesaran jiwa untuk memberi dan meminta maaf.
entah apa yang kurasa sekarang, semoga engkau sama bersyukurnya sepertiku, atau mudah-mudahan lebih, meski aku tahu pasti, hanya dengan kebesaran jiwamu pula engkau memilihlu...Terima kasih untuk kesedianmu membagi hidupmu bersamaku...Terima kasih untuk memilihku menjadi belahan jiwaku...^___^
Disadur sempurna dari "Langit Masih Biru" Ifa Avianty.
Note :
Semoga pembaca tidak akan terkecoh dengan memposisikan penulis seolah-olah adalah subjek pelaku dari apa yang disadur dari Buku tersebut. Mungkin ini bisa menjadi sebuah rujukan ilmu untuk Qta2 yang merasa memiliki Cinta baik yang sekarang sudah menjalani Biduk Rumah tangga, yang akan maupun yang belum berencana ke sana...Semoga kemudahan dan keridhloan-Nya menyertai langkah Qta semua. Wallahu'alam Bishowab"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment