Sunday, February 3, 2008

Smua untuk-Mu...

Kekerdilan ini membungkus diri dalam kelalaian tak berarti
Dalam balutan bisikan makhluk nan jahat yang menghembuskan ke buhul-buhul diri
Semakin jauh melempar ke jurang kehinaan sebagai hamba yang berlumur dosa ini
Tak terhitung sudah noda ini menutup nurani
Tuk sekedar sembunyikan rasa pun tak juga bisa ditepati
Kini takdir begitu jatuh menimpa dan menyiksa kehinaan diri tuk kembalikan hakikat pahami arti seorang hamba-Mu
Robbi


Jika pahit memang harus ditelan untuk kesembuhan diri
Masihkah tangis keputusasaan menjadi pelemah diri
Semua terasa indah tercipta di komposisi yang terangkai dalam tembang sebuah penantian yang di nanti
Tuk menatap Sang kekasih dalam jarak tak ada lagi
Masihkah Kau ulurkan kasih sayang-Mu Robbi?
Tuk bertemu dengan-Mu, menatap indahnya wajah-Mu dalam ikrar janji bakti


Pahit, manis selalu menjadi kembaran tuk warnai cerita yang disaji
Kesedihan, bahagia hanya bagian dari variabel pembantu dalam pencarian arti sebuah makna hakiki
Tuk raih keindahan di suatu waktu yang begitu indah tersaji
Tak lagi ada tangis mewarnai
Tak ada lagi kesedihan menghiasi
Hanya ada sendau gurau dan kebahagian dalam Jannah-Mu bersama kekasih sejati

Jika aku seorang ibu...
Akan kuwasiatkan padamu wahai puteriku...
Tahanlah pandanganmu dalam balutan keluhuran akhlakmu
Pun kau harus abaikan segala kemanisan yang sudah tak mampu lagi kautahan di bentengmu untuk terus kau pertahankan mutiaramu
Sampai di titik yang tidak lagi kau merasa berat memikul bebanmu itu
Hingga kau bisa bersuka cita dengan segala jerih payah upayamu
Ibumu pun disini tersenyum untukmu...

Jika kini ku masih bisa menikmati indahnya sinar mentari di pagi hari
Maka itulah anugerah terbesar untuk bisa kulukis wajah hidupku hari ini
Karena esok dan esok lagi adalah putaran waktu yang tak bisa kupastikan untuk kumiliki
Negosiasi pun tak mampu kutembus dalam level ini
Sebuah ketundukan dan kepatuhan pada Sang pemilik waktu pun terpatri
Dalam janji kesetiaan dan pengagungan asma-Mu
Robbul izzati
Dalam sujud panjang derai tangis pun mengurai
Memelas dalam pengukuhan sgala kelemahan dan kehinaan diri
Tuk limpahkan sgala keberkahan dan keridloan-Mu atas diri ini


Saat itu...sentuhan lembut-Mu
Tuk sekedar sadarkan diri akan kehinaanku
Tuk sekedar menyentak keterlenaan diri akan skenario keindahan dunia-Mu
Yang telah menang telak melemparku di pojok waktu yang tak mungkin kupinta balik dari-Mu
Kau hadirkan semua begitu menyentak di batas titik nadir kelemahanku
Dalam keterpurukanku untuk Kau alihkan aku pada-Mu, pada cinta-Mu
Disaat waktu untuk-Mu telah kusita untuk duniaku, untuk cintaku pada duniaku
Tak lagi kubiarkan yang dulu kembali hadir menyisihkan-Mu dariku
Hingga gugatan-Mu itu menyudutkanku
Memenangkan-Mu di atas kepasrahanku
Bahwa aku MilikMu...
Selamanya milik-Mu
Untuk Kau genggam dalam dekapan Nur-Mu
Hingga mampu kuhadirkan ada-Mu dalam setiap indah sudut pandangku
Bak lembayung senja dalam tatapan indah kekuasaan-Mu
Smua untuk-Mu


Thanx God!

#Maaf Mas Ali, adekmu ini hanya bisa berbagi di sini...
saat tangis diri pecah... saat kutulis semua ini
Dalam kesendirian tanpa pelibur laraku...
Saat ku mengais sebuah kekuatan diri...
Saat yang bersamaan begitu dering Hp ada mas di jarak jauh yang terasa begitu dekat..(
mungkinkah getar rinduku pada belaian kalian semua terasa meski jauh disana...?saat sejatinya aku butuh kalian, hanya dalam rintih lirih hatiku...)
Karena kalian semua adalah hartaku yang terindah dan paling berharga saat ini...
(Alhamdulillah, tidak kena efect banjir mas...!hny ini info yang bisa kubagi...untuk bisa kusembunyikan semua beban ini...Agar senyum kalian semua tetap tersungging untukku...). Atas nama cintaku pada kalian semua.

Jakarta, Ahad pagi mengabur...utk esok yang cerah ^^
(
Ditemani lantunan sahdu Murottal Syeikh Abdur Rahman As-Sudais)

No comments: