Thursday, May 29, 2008

Seberapa dekat

Seberapa dekatkah
Hitungan jarak yang ada
Hitungan waktu tempuh yang slama ini terjalani
Hitungan beban yang slama ini ada di pundak kita
Hitungan alasan untuk sebuah janji yang sempat kau tawarkan
Hitungan masa usia yang tidak tahu sampai kapan masih ditangguhkan oleh pemiliknya untuk di ambil kembali
Hitungan cc udara yang masih dapat dinikmati cuma-cuma karena kasihNya
Akhirnya seberapa dekatkah kita untuk menundukkan hati terucap syukur untukNya?


Seberapa dekatkah
Masa yang tertempuh dalam rentang waktu yang entah sampai kapan diberi
Yang telah tercurah untuk sesama
Yang telah terpakai nafas ini untuk senantiasa basah dengan tafakur padaNya


Seberapa dekatkah
Teman yang sempat mampir lalu terlempar sungging senyumnya untuk uluran silaturahmi ini
Keangkuhan diri untuk melawan segala bisikan yang menyesatkan
Pun segala ketidak berdayaan diri dari tiupan kemaksiatan yang tidak sadar kita tempuh jalurnya
Akhirnya seberapa dekatkah kita mau menghitung semua kalkulasi untuk bekalan nanti?


Seberapa dekatkah
Aku mampu membelokkan arah yang telah terbelok
Aku yang tersesat dalam kefanaan syurgawi yang menipu
Aku yang hampa tanpaMu telah membunuhku dalam sebuah kesendirian yang lemah
Pun ku tertunduk memelas belas kasihMu, dalam samudera kelapangan hati dalam permohonan munajat yang kupinta
Aku terlena dengan segala kelemahanku untuk bisa kuhaturkan hanya padaMu dalam rengkuhan KeperkasaanMu
Dalam segala rupa yang kupinta
Untukku Kau berikan sgala rasa laksana adn yang dirindu...Amien

Menteng, Jak-Pus
Jum’at 30/05/2008 Pk.00.43 wibb


8 comments:

Anonymous said...

sepertinya cukup dekat sama mbak nur koq :D

noerce said...

hee...mas @nggara ini. Mengenal Bpk 2 puteri ini cukup mengasyikkan, pembawaannya yg kaleem trus pinter lg (wawasannya luass..), hee...bener loh ^_^

Amrie Hakim said...

cuma nur yg bisa...

noerce said...

waduh...menimbulkan byk multitafsir niy mas'e...

Mohon kpd Mas yg bijak ini, diberikan penjelasan yg luwes...^_^

Amrie Hakim said...

oh maaf nuri jan. maksud saya, cuma nuri yg bisa membuat puisi seperti di atas. dan pasti dibutuhkan perenungan yang tidak main-main untuk menelurkan puisi yang sepertinya memiliki makna yang sangat personal buat sang penulis.

noerce said...

he...he...

Bhs puisi khan bhs yg tdk terungkap dlm panjangnya cerita yg akan dibuat atau skenario drama yg hrs ditulis...(bener2 intel sejatinya niy mas'e) ^_^

dasiLia said...

Emang cuma mba nur yang bisa bikin puisi-puisi kayak gini, kadang butuh baca beberapa kali baru tau maksudnya apa, bahasanya itu loh...hehehhe...Tapi mungkin cuma Ukie doank kalee ya yang begitu :p

Mba Nur, makasih ya atas sharing dan supportnya :), makasih banyak... I still need u to support me :), if u don't mind of course...

noerce said...

sama2 mba'ukie, jk daku punya pasti akan kubagi...entah apa yg bisa kubagi jk yg kaupinta aku tak punya...smg bs jd hikmah hidup kita masing2