Thursday, June 12, 2008

Sabar itu...

Sebagian orang bisa jadi sabar itu sudah menjadi labeling masyarakat padanya. Jenis apapun entah bantahan, perlawanan, atau pertentangan bukan sesuatu yang harus membuatnya gusar, gara-gara menaikkan tensi darah alias marah, sehingga akan dikatakan "tidak sabar". Sesempit apakah sebenarnya kita dapat memaknai sabar boleh disimpangi menjadi "tidak sabar"?

Sabar itu sendiri adalah sebuah kata penempatan yang mulia dengan tidak ada batasnya. Akan salah apabila orang mengatakan, "sabar ku ada batasnya niy". Mengingat tawaran pahala atas kesabaran itu memang tidak ada batasnya juga. Menyabarkan diri dalam suasana yang memungkinkan sebuah perdebatan/perlawanan berkepanjangan hanya akan membuang energi dan bukan malah "membuat tinggi kedudukan" seseorang. Memang sangat di perlukan sebuah perjuangan mencapai level sabar ini, menahan emosional, egoisme pribadi yang meraja diri untuk sekedar meredam gejolak yang bisa jadi bergejolak. So...berjuanglah diri ^_^

4 comments:

dasiLia said...

Wahh bener tuh Mba Nur, Ukie sering banget bilang gitu..."kesabaran gw udah habis, kesabaran gw ada batasnya"...Ukie terlalu mengikuti emosi, yang akhirnya hanya merugikan diri Ukie sendiri dan penyesalan di kemudian hari.

Aduhh bener lagi Mba Nur, "Menyabarkan diri dalam suasana yang memungkinkan sebuah perdebatan/perlawanan berkepanjangan hanya akan membuang energi dan bukan malah "membuat tinggi kedudukan" seseorang", bener banget...

Dan memang sangat tidak mudah untuk mencapai level sabar itu Mba Nur, kebanyakan manusia itu egois, mau menang sendiri, termasuk Ukie yang kurang sabar dalam menghadapi segala sesuatu...

noerce said...

he he..hhm, sebenarnya saya sendiri belum bisa bersabar mbak uki sayang...dgn menumpahkan ke tulisan begini, rasanya bisa membelokkan keinginan utk "marah", biar juga klo mau "marah" baca tulisan ini, bisa berlatih "sabar"...^_^

Amrie Hakim said...

memang nur, apalagi di tempat kerja, sabar itu sepertinya mutlak dibutuhkan. saya ingat pernah hampir kehilangan sabar saat berurusan dgn orang di telepon soal pekerjaan. saya sudah memberikan penjelasan baik-baik dan sejelas mungkin kepada yang bersangkutan, tapi balasan dari dia malah sangat menguji kesabaran saya. saya ingat, saya hampir nangis karena orang itu. apalagi, itu bulan puasa. sampai saya bilang ke dia, "mas, saya ini sedang puasa", tapi dia sepertinya tidak mau mengerti. yah begitulah. sabar itu musti dilatih.

tapi, sabar itu tidak identik dgn hal-hal yang menyakitkan hati, tapi juga yang menyenangkan hati. kalau sedang senang, kita juga harus bersabar supaya kita tidak berlebih2an.

noerce said...

Yups..betul mas, saat bahagia itu yg kadang membuat kita lupa utk "bersabar". Bersabar utk :tidak berlebih-lebihan, bersabar dlm kelapangan,etc...Coz' bersabar dlm kesempitan itu dah musti harus alias "kudu" yach..? he he ^_^