Sunday, June 22, 2008
Bginilah kami...^_^
"Ya Alloh, sebagaimana Engkau baguskan penciptaanku, maka baguskanlah akhlaku"
Do'a yang hampir2 saya lupakan manakala kutatap dalam2 wajah ini di cermin. Rasanya tak akan pernah cukup segala usaha untuk mengumpulkan sebanyak ibadah untuk membandingi begitu banyak nikmat yang diterima. "maka nikmatKu yang manakah yang kamu dustakan?"
Suasana kantor yang awalnya"hening" tiba2 dikejutkan dengan sebuah suara koor, "geeerrr". Ada seorang kawan kami menyebut-nyebut soal 3 perempuan "nDut" di kantor ini. Maklum bagi perempuan istilah "nDut" begitu sangat menyedot perhatian, khususnya yg berbadan sedikit "SuBur"- saya bilang sedikit subur guna menghaluskan sebuah kata yg begitu menjadi momok untuk perempuan yang dikarunia badan "nDut"-.
Tidak ada yang lebih juga sebenarnya dari "guyonan" ini, hanya saja terkadang perempuan kalangan mana saja, masalah ini masih tetap menjadi perhatian khusus, bagaimana tetap merawat fisiknya, tentu dengan segudang alasan masing-masing. Saya sendiri sempat dibuat "kalang kabut" karenanya. Kegagalan ukuran dalam membeli baju, membuat saya ekstra keras menurunkan sedikit "kesuburan badan" saya, hanya demi baju biar tidak terbeli percuma, astaghfirullah ^_^.
Tapi, itulah sisi perempuan. Terkadang saya mulai berfikir, ada baiknya program diet selalu mengarah kepada pola komsumi yang menyehatkan, bukan malah "menyiksa" diri. Example : anda hanya makan nasi sekali sehari (jk kebutuhan kalori anda besar, jgn dipaksa), yg penting adalah porsi cukup, tidak berlebihan. Karena biasanya faktor "nafsu' ini yang sulit dikendalikan. Atau yang suka "ngemil", kebiasaan yang susah dikendalikan juga, di rumah, di kost, jangan disediakan camilan yang turut berperan "menyuburkan badan", kecuali camilan yang menyehatkan, seperti buah.
(curhat colongan jadinya).
So, to be better...day to day ^_^
Thursday, June 19, 2008
Kabarkanlah...^_^
Jika hari ini, detik ini, saat ini, dalam hitungan kesempatan nikmatNya yang tak terhingga lagi, aku sampai di titik ini, semua bukan karena kehebatanku, keperkasaanku atau usaha kerasku, namun semua karenaNya.
Hitungan ukur pun tak mampu kupakai untuk mewakili betapa nikmat itu tak terhingga, saat ego diri menyerobot KesombongaNya - karena hanya DIA yang layak memakai baju kesombongan itu- hanya sebentuk kepasrahan diri, akan sempurnanya kekurangan ini, sungguh aku mohon perlindungan dari keburukan perbuatanku.
Maka tentang kebaikan TuhanMu, kabarkanlah. Sampai waktu ini, detik ini aku sangat senang sekali bisa mendapati kesempatan disini, mengabarkan kebaikan Tuhan ^_^
(inspirasi pagi yang selalu bergelayut manja di benak ini)
Hitungan ukur pun tak mampu kupakai untuk mewakili betapa nikmat itu tak terhingga, saat ego diri menyerobot KesombongaNya - karena hanya DIA yang layak memakai baju kesombongan itu- hanya sebentuk kepasrahan diri, akan sempurnanya kekurangan ini, sungguh aku mohon perlindungan dari keburukan perbuatanku.
Maka tentang kebaikan TuhanMu, kabarkanlah. Sampai waktu ini, detik ini aku sangat senang sekali bisa mendapati kesempatan disini, mengabarkan kebaikan Tuhan ^_^
(inspirasi pagi yang selalu bergelayut manja di benak ini)
Wednesday, June 18, 2008
Engkau lebih tahu
Membuka lembar demi lembar buku berjudul "Catatan Hati di Setiap Sujudku" , rasanya seperti diingatkan akan sebuah kekuatan Do'a. Dalam seringnya do'a yang sudah sempat kupanjatkan, rasanya belum cukup untuk sebuah syukur akan terkabulnya pinta kita, masih saja banyak keluh kesah karenanya. Gundah gulana hati yang hinggap setiap masalah datang, bak anak kecil yang haus menyusu ibunya yang dengan segera sang bunda akan memberikan asupan ASI agar sang anak berhenti tangisnya. Begitu kira-kira betapa egoisnya diri. Untuk sekedar bersyukur bila telah terkabul pinta pun masih sangat sulit atau untuk sekedar bertahan dengan kesabaran manakala pinta masih ditunda. Masihkah ada sadar diri ini?
Hening, senyap mulai menghiasai diri. Kemana diri kan berlari? Jika hanya hampa yang menguasai diri? Rasanya mau nangis sejadi-jadinya betapa semua datang menghimpit kebebasan diri. Lapangkanlah hati dan langkahku Rabb ^_^
Hening, senyap mulai menghiasai diri. Kemana diri kan berlari? Jika hanya hampa yang menguasai diri? Rasanya mau nangis sejadi-jadinya betapa semua datang menghimpit kebebasan diri. Lapangkanlah hati dan langkahku Rabb ^_^
Sunday, June 15, 2008
Kenangan bersamamu...^_^
Mengingatmu...
Hanya segudang airmata yang hadir
tuk segudang rasa rindu yang membuncah
tuk seluas samudera kasihmu yang kudamba
seperti dulu...
Mengenangmu...
Hanya sedih yang hadir
tuk bakti yang belum bisa kuberikan sepenuhnya
di saat sisa usia yang DIA berikan untukmu
akankah tanpamu kini bisa kujalani ini?
Bersamamu...
sejuta kenangan manis telah tercipta
satu persatu hadir dalam bayangan kini
lagi-lagi hanya tangis yang ada
tuk asa yang tak lagi mampu kugapai saat masih bersamamu
Akankah kini...
jiwamu hadir kembali menguatkan ku seperti dulu
saat dukunganmu begitu hangat membelai ingatanku
lagi-lagi aku hanya mampu berurai airmata kerinduan
akanmu...
sosokmu yang hangat
pun yang tak pernah mengeluh atau menunda memenuhi segudang pinta yang kuajukan
kerut di wajahmu dan lelahmu pun tak kau tampakkan untuk alasan itu
kini...
aku rindu hadirmu
Akhirnya...
untuk sebuah asa yang belum sempat kutunaikan
akan kutempa diri untukmu
akan ku coba diri menjadi kebanggaanmu
meski harus jatuh-bangun karena kesempurnaan kekuranganku
untuk sebuah senyummu di sana
ayah...
aku rindu...
semua kenangan bersamamu..
@ ayah terimakasih, nanda haturkan kepadamu yang telah mendidik, membesarkanku bersama ibu...
Hanya segudang airmata yang hadir
tuk segudang rasa rindu yang membuncah
tuk seluas samudera kasihmu yang kudamba
seperti dulu...
Mengenangmu...
Hanya sedih yang hadir
tuk bakti yang belum bisa kuberikan sepenuhnya
di saat sisa usia yang DIA berikan untukmu
akankah tanpamu kini bisa kujalani ini?
Bersamamu...
sejuta kenangan manis telah tercipta
satu persatu hadir dalam bayangan kini
lagi-lagi hanya tangis yang ada
tuk asa yang tak lagi mampu kugapai saat masih bersamamu
Akankah kini...
jiwamu hadir kembali menguatkan ku seperti dulu
saat dukunganmu begitu hangat membelai ingatanku
lagi-lagi aku hanya mampu berurai airmata kerinduan
akanmu...
sosokmu yang hangat
pun yang tak pernah mengeluh atau menunda memenuhi segudang pinta yang kuajukan
kerut di wajahmu dan lelahmu pun tak kau tampakkan untuk alasan itu
kini...
aku rindu hadirmu
Akhirnya...
untuk sebuah asa yang belum sempat kutunaikan
akan kutempa diri untukmu
akan ku coba diri menjadi kebanggaanmu
meski harus jatuh-bangun karena kesempurnaan kekuranganku
untuk sebuah senyummu di sana
ayah...
aku rindu...
semua kenangan bersamamu..
@ ayah terimakasih, nanda haturkan kepadamu yang telah mendidik, membesarkanku bersama ibu...
Thursday, June 12, 2008
Sabar itu...
Sebagian orang bisa jadi sabar itu sudah menjadi labeling masyarakat padanya. Jenis apapun entah bantahan, perlawanan, atau pertentangan bukan sesuatu yang harus membuatnya gusar, gara-gara menaikkan tensi darah alias marah, sehingga akan dikatakan "tidak sabar". Sesempit apakah sebenarnya kita dapat memaknai sabar boleh disimpangi menjadi "tidak sabar"?
Sabar itu sendiri adalah sebuah kata penempatan yang mulia dengan tidak ada batasnya. Akan salah apabila orang mengatakan, "sabar ku ada batasnya niy". Mengingat tawaran pahala atas kesabaran itu memang tidak ada batasnya juga. Menyabarkan diri dalam suasana yang memungkinkan sebuah perdebatan/perlawanan berkepanjangan hanya akan membuang energi dan bukan malah "membuat tinggi kedudukan" seseorang. Memang sangat di perlukan sebuah perjuangan mencapai level sabar ini, menahan emosional, egoisme pribadi yang meraja diri untuk sekedar meredam gejolak yang bisa jadi bergejolak. So...berjuanglah diri ^_^
Sabar itu sendiri adalah sebuah kata penempatan yang mulia dengan tidak ada batasnya. Akan salah apabila orang mengatakan, "sabar ku ada batasnya niy". Mengingat tawaran pahala atas kesabaran itu memang tidak ada batasnya juga. Menyabarkan diri dalam suasana yang memungkinkan sebuah perdebatan/perlawanan berkepanjangan hanya akan membuang energi dan bukan malah "membuat tinggi kedudukan" seseorang. Memang sangat di perlukan sebuah perjuangan mencapai level sabar ini, menahan emosional, egoisme pribadi yang meraja diri untuk sekedar meredam gejolak yang bisa jadi bergejolak. So...berjuanglah diri ^_^
Subscribe to:
Posts (Atom)